SURYA.CO.ID | KEDIRI – Usia tidak menghalangi seniman dalang perempuan Nyi Partini untuk terus berkarya. Meski usianya sudah 73 tahun, namun Nyi Partini mampu tampil 6 jam nonstop di Situs Masa Kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, pekan lalu.
Nyi Partini terlahir dari keluarga seniman yang sangat nguri-nguri Budaya Jawa. Orangtuanya merupakan seniman karena menjadi pengrawit atau penabuh gamelan grup kesenian.
Suaminya almarhum Parto Sentono alias Ki Dalang Songko juga seorang dalang kondang di masanya. Konon Ki Dalang Songko juga seorang perajin wayang kulit. lazimnya dalang di masa lalu. “Saya yang membantu suami sejak menguliti kulit sapi sampai dibuat menjadi wayang,” ungkap Nyi Partini.
Namun diakui Partini, saat suaminya masih hidup, dia kurang begitu tertarik untuk menjadi dalang. Namun Partini selalu setia mendampingi suaminya mendalang ke sejumlah daerah.
Sementara ketertarikan Partini untuk meneruskan profesi suaminya justru muncul setelah sang suami meninggal. “Di rumah ada seperangkat gamelan berikut wayangnya. Sejak suami meninggal tak pernah dimanfaatkan,” ungkapnya.
Akhirnya Partini mencoba untuk pentas dengan membawakan lakon yang dirancangnya sendiri. Pentasnya pertama kali di rumahnya Desa Batuaji, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, saat ada reuni dan halal bi halal keluarga sepuluh tahun silam.
Pihak keluarga sendiri sempat kaget setelah mengetahui ibunya ternyata bisa mendalang dengan cukup baik. “Kami tak pernah tahu ibu latihan mendalang tapi tiba-tiba ingin pentas menjadi dalang,” ungkap Giyanti, anak perempuannya.
Sukses pentas di rumah membuat Partini semakin dikenal sebagai dalang perempuan otodidak. Hampir semua kemampuan mendalang dimiliki, hanya satu kekurangannya, yakni sudah tidak kuat melakukan suluk atau bersuara tinggi.
“Kalau suluk saya sudah tak kuat, maklum umurnya sudah tua,” ungkap Partini nenek dari 11 cucu serta dua cicit.
Namun Partini tetap mampu mendalang dengan durasi setengah malam. Pentas terakhir pekan lalu digelar di Situs Masa Kecil Bung Karno Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Pada pentas selama 6 jam nonstop itu Nyi Partini membawakan lakon “Babat Alas Mertani”. Pihak keluarga sendiri sempat was-was karena Partini baru menjalani opname di rumah sakit karena tekanan darahnya naik.
Dengan menjadi dalang perempuan Nyi Partini mencoba mendobrak dominasi dalang pria. Padahal perempuan juga tidak kalah untuk menjadi dalang yang baik.
Langkah Partini menjadi seniman dalang juga menitis kepada Giyanti (45), salah satu anak perempuannya.
Namun Giyanti saat ini lebih memilih untuk menjadi pesinden. Giyanti sering kebanjiran order pentas bersama dalang terkemuka. Salah satu cucunya Nurwahid Fuad Hariri (22) tampaknya juga tertarik untuk melanjutkan profesi kakek dan neneknya mennjadi dalang. “Dari 11 cucu saya, hanya Fuad yang berminat untuk menjadi dalang,” ungkap Nyi Partini.
Partini berharap darah seniman yang ada di keluarga terus mengalir kepada anak cucunya. Dia juga berharap ada anak keturunannya yang mau menjadi dalang.* Didik Mashudi