Pohon kantil yang berada di halaman Ndalem Pojok situs Bung Karno Kediri ini usianya sudah lebih dari 200 tahun. Konon sejak zaman kakek-nenek besar pohon kantil ini seperti tidak berubah, tetap seperti itu.
Namun yang menjadikan pohon ini penting bukan soal usianya, bukan pula soal lokasinya berada di Situs Bung Karno, tapi karena sejarahnya.
Pohon kantil inilah yang mempertemukan hati dan cinta Ayah Bunda Bung Karno. Raden Soekeni keturunan darah biru Jawa dan Ida Ayu Nyoman Ray Srimben keturunan Raja Bali. Pada tahun 1890 an pemuda Soekeni telah memetik bunga kantil ini untuk memantabkan hati meminang gadis cantik penari Bali. Maka pohon ini kemudian dikenang dengan nama pohon katil asmara karena telah berhasil memadukan dua hati yang berbeda suku dan agama.
Cerita bunga kantil ini adalah cerita yang sudah umum dikalangan keluarga Ndalem Pojok dan keluarga Puri Bale Agung Buleleng Bali. Dan sekilas pernah dilutis oleh Professor Nurinwa peneliti Lipi dalam bukunya berjudul Ayah Bunga Bung Karno.
Dari sisi sejarah, mungkin jika tidak ada bung kantil ini tidak akan pernah lahir Soekarno dari rahim Ibu berdarah Hindu Bali dan Bapak Jawa Islam.*