OBITUARI.
Kediri,Jawa Pos. Keluarga Ndalem Pojok situs rumah masa kecil Bung Karno Kecamatan Wates Kabupaten Kediri berduka. Kemarin malam (Senin, 9/2) sekitar pukul 24.00 RM Kusumo Haryono ahli waris yang selama ini menempati rumah tersebut meninggal dunia.
Saudara angkat Proklamator RI Soekarno itu meninggal dalam usia 76 tahun setelah tiga bulan terakhir kondisinya drop. “Bapak dinyatakan gagal ginjal,” ujar Kushartono putra bungsu almarhum, kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Untuk diketahui RM Kusumo Haryono alias Pak Yon adalah orang yang selama ini menjadi rujukan tentang kisah-kisah masa kecil Bung Karno d Ndalem Pojok. Dia merupakan keponakan dari RM Soemosewojo ayah Angkat Bung Karno.
Menurut Kushartono memang ayahnya sudah lama sakit sehingga lebih banyak berbaring di atas tempat tidur. Ini karena penyakit diabetes yang dideritanya. Meski demikian, Pak Yon masih bisa banyak bercerita tentang hubungan Bung Karno dengan Ndalem Pojok. Beberapa kali Pak Yon masih melayani wawancara. wartawan dari berbagai media. Baik lokal maupun nasional. Semua dilakukan di atas tempat tidurnya.
Namun, tiga bulan terakhir, kondisinya sering drop. Dokter, kata Kushartono, mengatakan ayahnya mengalami gagal ginjal. Karena itu harus melakukan cuci darah beberapa kali dibawa ke rumah sakit. “Tapi, Bapak sempat menolak dan minta dirawat di rumah saja,” kata Kushartono tentang ayahnya yang juga ahli pengobatan tradisional itu.
Selama dirawat di rumah, Ndalem Pojok, kondisi Pak Yon naik-turun. Hingga, Senin malam (9/2) sempat drop sebelum akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 24.00. “Jadi, Bapak meninggal di rumah ini, bukan di rumah sakit,” tutur Kushartono.
Kemarin pagi, sekitar pukul 07.30 jenazah langsung dikebumikan di kompleks pemakaman keluarga di desa setempat. Satu kompleks dengan makam Raden Mas Pandji (RMP) Soemohatmodjo, RM Soemosewojo, dan RM Sajid Soemosewojo (ayah Pak Yon yang juga adik RM Soemosewojo,red).
Lalu, apa pesan terakhir alhamrhum sebelum meninggal? “Bapak berulang kali berpesan bahwa rumah ini jangan sampai dijual. Ini sesuwai dengan pesan Eyang Pandji (RMP. Soemohatmodjo, red),” jawab Hartono. Ayahnya sendiri selama ini hanya menempati dan memelihara rumah tersebut. Anak-anak dan cucunya tidak ada yang bertempat tinggal disana. Semua sudah memiliki rumah sendiri-sendiri.
Tentang pemeliharaan rumah bersejarah itu kedepan, keluarga masih berembuk. “Yang jelas, kami ingin menjaga pesan almarhum dan Eyang Pandji itu. Apalagi, sebagai aset sejarah, ini sudah menjadi milik masyarakat,” Kushartono.
Seperti diketahui, dirumah itulah Bung Karno kecil pernah tinggal bersama ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, selama tiga tahun. Yakni saat Bung Karno berusia 3-6 tahun. Saat bersekolah di Surabaya, kuliah di Bandung, hingga menjadi presiden, Bung Karno juga sering berkunjung ke sana. Ini tak lepas dari keberadaan RM Soemosewojo yang merupakan ayah angkatnya di rumah tersebut.* (hid)