Beberapa elemen pemuda dan karangtaruna Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri siap bergandeng tangan di Situs Bung Karno untuk ikut mensukseskan Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober mendatang. Hal ini tercetus dalam musyawarah yang digelar di Ndalem Pojok Situs Bung Karno, Selasa 06 Oktober 2015 lalu.
Hadir dalam musyawarah itu dari Ikatan Pemuda Nahthotul Ulama’, Ikatan Pemuda Putri Nahthotul Ulama’, Karangtaruna Global dan Karangtaruna MBM.
Kendati musyawarah itu hanya dihadiri oleh sebagian kecil dari banyaknya organisasi pemuda di desa yang mulai dikenal dengan situs Bung Karno ini, namun musyawarah bisa menghasilkan putusan yang cukup mengembirakan. Beberapa perwakilan pemuda yang sudah menyadari arti penting Hari Sumpah Pemuda tampak bersemangat meski diawal musyawarah berjalan sedikit kaku.
“Saya diundang hadir disini itu untuk apa?” kata Wanto perwakilan pemuda dari MBM alias karangtaruna Bangun Mulyo yang seperti mengaggap ganjil pertemuan malam itu.
Sikan Abdillah selaku Ketua Situs Bung Karno pun menjelasakan bahwa inti pokok dari pertemuan itu adalah membicakan soal peringatan Hari Sumpah Pemuda. Ini adalah bulan Oktober bulanya para pemuda. Sebab dibulan Oktober inilah tercetusnya Hari Sumpah Pemuda. “Ayo para pemuda kita contoh pemuda pendahulu yang hebat, kuat. Mari kita buat peringatan Hari Sumpah Pemuda bersama-sama,” terang Sikan. Penjelasan terkait arti penting Hari Sumpah Pemuda juga dipaparkan oleh Perwakilan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai oleh Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan.
Sejarah mencatat peran pemuda menjadi tonggak kejayaan Bangsa Indonesia. Kejayaan Majapahit bermula dari seorang pemuda yang bernama Gajah Mada yang tegas dan berani bersumpah tidak akan bersenang-senang sebelum bisa menyetukan Nusantara. Begitu juga dengan kemerdekaan Indonesia juga terkait erat dengan peristiwa Sumpah Pemuda. “17 tahun setelah ikrar Sumpah Pemuda Indonesia merdeka, dan kemerdekaan itu juga diprokalamirkan pada tanggal 17. Ini mengandung rahasia terkait peran penting pemuda. Sampai yang bisa menggerakkan reformasi itu juga pemuda,” papar Kushartono.
Masih terkait peran pemuda perwakilan dari PCTA Indonesia mengaku tidak sepakat jika pemuda selalu dipojokkan. Terkadang pemuda diidentikan dengan hal negatif, ada yang suka bergerombol dan tawuran adalah pemuda sampai istilah kenakalan remaja. “Kami sangat tidak setuju, yang ‘nakal’ itu sebenarnya justu para orang tua, pemuda itu cuma korban,” kata Kushartono. Coba yang jadi pengedar narkoba, yang punya diskotik, yang punya tempat-tempat porstitusi, yang menyebarkan film-film porno orang tua atau pemuda. “Siapa yang punya modal, punya uang, bos-bosnya kan orang tua, anak-anak muda itu hanya menjadi korban,” tandasnya.
Masil musyawarah dan diskusi panjang yang juga dihadiri dari Ketua Sanggar Sasono Pandji Saputro, perwakilan keluarga Kartowibiwo, pegiat seni sastra dan pengajar Sekolah Kebangsaan di Situs Bung Karno para pemuda mengaku siap mendukung dan mensukseskan peringatan Hari Sumpah Pemuda. “Kami siap terlibat dan mendukung penuh. Asal bukan soal dana,” katanya Santhi disusul tawa.*