KEDIRI (BM) – Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan jasa para pahlawannya. Hal itu, yang mendasari Nono EMJ menggelar lomba melukis dari tingkat anak-anak hingga pelukis senior di rumah bersejarah dan pernah ditempati Presiden pertama RI Ir Soekarno.
Lomba dihelat di rumah situs masa kecil Bung Karno yang berada di Ndalem Pojok Desa Pokok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, kemarin (22/2), itu banyak mendapat simpati. Menurut Nono sebagai ketua penyelenggara tujuan acaranya untuk memperkenalkan tempat bersejarah dan kenangan seorang tokoh besar menapaki kehidupannya.
Di rumah situs itu pula, Bung Karno pernah hidup dan diasah hati serta pikirannya. Sampai akhirnya, sosok Soekarno benar-benar menjadi tokoh besar dan dikagumi banyak orang. Sementara itu, puluhan seniman dari berbagai daerah ikut tampil melukis dengan diiringi musik gamelan dan tembang macapat.
Lantaran berbeda dengan lomba yang ada, sejumlah peserta mengaku senang karena memiliki sensasi tersendiri. Terutama dapat membangun rasa percaya diri
Ada puluhan seniman lukis dari berbagai daerah ikut dalam kegiatan tersebut. Selain mereka, juga diikuti oleh anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) dan tingkat sekolah dasar (SD). Para seniman yang mengikuti kegiatan tersebut, umumnya sudah berusia senja.
Mereka melukis bebas, tanpa dibatasi tema tertentu. Sementara untuk anak-anak umumnya banyak yang mewarnai dan menggambar dengan tema yang sudah ditentukan panitia. Saat kegiatan melukis berlangsung musik gamelan dan tembang macapat dimainkan.
Seorang pelukis ternama dari Kota Kediri, Boles Suryanto, mengaku, senang dapat melukis bersama para pelukis senior dengan iringan musik gamelan dan tembang macapat. Menurutnya kegiatan tersebut dapat menambah rasa percaya diri pelukis yang harus siap dihadapkan pada situasi apapun.
“Saya berharap apa yang sudah dilakukan para pelukis senior tersebut bisa menjadi contoh bagi anak-anak dalam mengembangkan kemampuan dirinya kelak,” tandas Boles Suryanto.
Selama ini, Ndalem Pojok memang dianggap cocok untuk berkarya, sekaligus sebagai tempat berkumpulnya para seniman, budayawan, para intelektual serta masyarakat yang ingin belajar. Tempat tersebut sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. (bud/nov)