Cucu Bung Karno Sambangi Ndalem Pojok, Mama Pernah Cerita tentang Ayah Angkat Kakek
Kepastian bahwa Bung Karno (BK) mempunyai ayah angkat akhirnya diakui pihak keluarga. Mahardika Soekarnoputro, salah satu cucu proklamator itu mengakui, memang kakeknya memiliki ayah angkat. Apalagi cerita soal ayah angkat Bung Karno itu juga pernah disampaikan oleh ibundanya Rachmawati. MAHARDIKA menyempatkan diri mengunjungi rumah masa kecil BK di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Minggu (25/8/2013).
“Kami pernah dengar soal cerita ayah angkat BK dari mama (Rachmawati, red). Sehingga kami yakin rumah ini bagian dari masa kecil BK,” ungkap Mahardika saat mengurijungi rumah itu. Soal ayah angkat BK memang tidak banyak diulas dalam sejarah yang terkait dengan Presiden RI pertama itu. Namun orangtuanya pernah menyampaikan kepada Mahardika.
Apalagi pemberitaan terkait ayah angkat BK dalam beberapa waktu terakhir banyak diulas media massa. Karena penasaran saat berkunjung ke Kediri, Mahardika menyempatkan diri berkunjung ke ndalem Desa Pojok Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. “Kami akan sampaikan kepada saudara kami yang lain soal keberadaan rumah masa kecil kakek saya BK,” jelasnya.
Mahardika saat berkunjung ke Ndalem petilasan Pojok banyak mendapatkan penjelasan dari RM Soeharyono yang merupakan keturunan dari RM Soemosewoyo. Beberapa penjelasan itu, seperti BK saat usia 2 tahun diasuh oleh RM Soemosewoyo, yang disebut sebagai ayah angkatnya. Termasuk perubahan nama dari Koesno menjadi Soekarno karena berdasarkan permintaan dari RM Soemosewoyo.
“Waktu kecil BK dulu sakit-sakitan sehingga namanya diganti dan diambil anak angkat,” jelasnya. Mahardika tampak menyi- mak penjelasan yang disampai- kan RM Soeharyono. “Mengapa BK kalau pakai peci miring? Itu dilakukan untuk menutupi bekas luka di jidatnya,” ujarnya. Luka itu kata RM Soeharyono didapat BK kecil karena pernah terjatuh saat bermain di pohon beringin yang ada di halaman rumah. Saat remaja BK juga belajar melakukan orasi di bawah pohon beringin. BK juga ikut angon kerbau ke sawah bersama anak-anak sebayanya. Sementara Mahardika saat mengunjungi rumah petilasan masa kecil BK juga melihat-lihat kamar tempat kakeknya dulu tidur.
Dua kamar di depan menjadi tempat Soekarno kecil dan remaja tidur dan satu kamar di belakang biasa ditempati saat BK sudah menjadi presiden.
“Mudah-mudahan rumah yang merupakan bagian situs peninggalan BK ini jura rtienda- patkan perhatian dari pemerintah daerah. Yayasan Bung Karno sendiri akan ikut aktif memperjuangkannya,” jelas Mahardika.
Terpisah, Plt Kabag Humas Pemkab Kediri Edhi Purwanto menjelaskan, Pemkab Kediri telah meminta Dinas Pariwisata untuk melakukan kunjungan ke rumah masa kecil BK. Dari hasil pengecekan lapangan itu nanti bakal dibuatkan kajian nilai sejarah bangunan itu. Salah satu kemungkinannya, apakah rumah itu bisa jadi cagar budaya. Didik M (http://jawatimuran.wordpress.com)