Situs Persada Bung Karno memamerkan kursi antik yang biasa dipakai tempat duduk Sang Proklamator, Soekarno, saat masih kecil di Kediri. Kursi antik ini dapat dilihat pengunjung di arena pekan budaya Kabupaten Kediri di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG).
Menurut Kushartono, pengelola situs, kursi antik ini semula dari kulit harimau. Namun karena rusak kemudian diganti dengan kulit kerbau. “Kursi antik ini peninggalan dari RMP Soemohadmodjo. Di kursi inilah yang biasa dipakai duduk Bung Karno semasa kecil di Kediri,” ungkap Kushartono kepada SURYAMALANG.COM, Senin (1/8/2016).
Dijelaskan Kushartono, kursi antik itu penuh dengan kenangan sejarah bagi Bung Karno sewaktu tinggal di Ndalem Pojok Kediri. Karena di kursi yang telah berusia lebih satu abad ini dahulu Bung Karno duduk setelah selesai selamatan pergantian nama dari Koesno menjadi Soekarno.
Pada kesempatan itu RMP Soemohadmodjo sempat berujar, “Titenono bocah iki dadi kembange jagat” (Ingatlah, anak ini akan menjadi bunganya dunia).
Dari penuturan kesaksian saksi mata, RMP Soemohatmodjo saat mengucapkan kalimat tersebut juga mengusap-usap kepala Soekarno kecil.
Soekarno kecil sering minta duduk di kursi itu. Bahkan waktu berkunjung lagi ke Ndalem Pojok saat sudah menjadi Presiden, untuk bernostalgia Soekaro kembali duduk di kursi antik itu.
“Karena rusak kulit harimaunya sudah diganti kulit kerbau,” tambahnya.
Selain kursi antik, situs Persada Sukarno juga memamerkan buku silsilah asli leluhur Bung Karno. Keistimewaan buku kuno ini ditulis 5 tahun setelah kelahiran Bung Karno.
“Ini data autentik yang sedang dicari oleh keluarga Bung Karno hingga sekarang,” tambahnya.
Kushartono memberikan apresiasi kepada Pemkab Kediri yang untuk pertama kalinya mengundang situs Persada Sukarno untuk memamerkan benda-benda peninggalan Bung Karno semasa masih kecil.* Didik (dikutip dari sumber SURYAMALANG.COM)