Mohammad Mahendra Putra, salah satu cucu Bung Karno mengunjungi rumah masa kecil kakeknya yang ada di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Senin (28/10/2013).
Banyak kenangan manis yang diperoleh Mahendra dari rumah kuno dengan arsitektur khas joglo itu. “Ini seperti napak tilas, saya baru pertama kali berkunjung ke sini,” ungkapnya.
Putra Rachmawati Soekarno ini mengaku, sangat terkesan dengan peninggalan sang kakek karena di rumah masa kecil ini, Bung Karno banyak belajar berpolitik dari para gurunya.
Mahendra sendiri sempat melihat-lihat kamar yang biasa dipakai tidur Bung Karno di bagian depan. Kamar berukuran 3 x 4 meter itu masih terawat dengan baik. Sementara di kamar belakang menjadi kamar tempat istirahat ketika Bung Karno berkunjung ke Kediri.
Bukan itu saja, Mahendra juga melihat kondisi sungai yang ada di belakang rumah masa kecil kakeknya. Di sungai itu Bung Karno biasa bermain-main dengan teman sebaya sambil menyaksikan petani memandikan sapi dan kerbaunya.
Sejak rumah masa kecil Bung Karno diangkat ke permukaan oleh penulis buku, rumahnya telah dimasukkan menjadi salah satu situs penting peninggalan Bung Karno. Bangunan kuno itu juga masih tetap terpelihara meski sebagian tembok gedhek sudah banyak yang lapuk dimakan usia.
Mahendra banyak mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Raden Mas Soeharjono yang menjadi ahli waris penunggu rumah masa kecil Bung Karno. Banyak cerita yang belum pernah diketahui terkait masa kecil kakeknya yang dihabiskan di pedesaan.
Sebelumnya, Mahardika Soekarno Putra, adiknya telah berkunjung ke rumah masa kecil kakeknya. Rencananya keluarganya yang lain jika ada kesempatan akan berkunjung ke Kediri.
Rumah masa kecil Bung Karno ini merupakan rumah RM Soemosewoyo yang merupakan ayah angkat Soekarno. Saat Bung Karno masih kecil dan sering sakit-sakitan, ayahnya kemudian menitipkan kepada sahabatnya RM Soemosewoyo di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Banyak kenangan manis yang diperoleh Bung Karno saat masih kecil. Di antaranya misteri peci miring karena Bung Karno pernah terjatuh saat bermain di pohon. Untuk menutup bekas lukanya di jidat Bung Karno selalu mengenakan peci miring.
Kehadiran cucu Bung Karno itu untuk menghadiri peringatan Sumpah Pemuda yang digelar di halaman rumah. Mahendra bertindak sebagai inspektur upacara yang dihadiri pelajar, mahasiswa dan masyarakat.
Sebelumnya juga digelar malam renungan yang menampilkan berbagai aneka hiburan musik tradisional dan hiburan rakyat. Usai upacara juga digelar orasi kebangsaan yang semuanya bertekat untuk melestarikan ajaran-ajaran Bung Karno.
Pembicara orasi kebangsaan di antaranya, budayawan Djati Koesomo yang mengingatkan pentingnya kembali mengenang jasa-jasa besar Bung Karno terhadap negeri ini.
Kalangan generasi muda menampilkan Diyan Sukarno, penulis buku Trilogi Spiritualitas Bung Karno yang mengingatkan masyarakat tidak melupakan sejarah. Di masa mendatang harus melahirkan lagi semangat Sukarno guna membangkitkan lagi kejayaan Indonesia.
Sementara Rektor Universitas Bung Karno Drs Soenarto menegaskan jasa terbesar Bung Karno adalah telah menggali Pancasila sebagai dasar negara.* SURYA Online, KEDIRI