TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI – Ratusan elemen masyarakat membubuhkan tanda tangan mendukung penetapan situs masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sebagai bangunan Cagar Budaya.
Penggalangan tanda tangan dilakukan usai upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda, Selasa (28/10/2014).Tanda tangan dari masyarakat ini dibubuhkan pada selembar kain putih.Seluruh peserta upacara yang digelar di halaman rumah kuno tempat masa kecil Bung Karno tinggal ini kemudian bergiliran membubuhkan tanda tangan.
Dalam sehari kemarin sudah ada ratusan tanda tangan yang dibubuhkan masyarakat mulai dari pelajar sampai dengan perwakilan tokoh masyarakat.Peringatan Sumpah Pemuda di petilasan masa kecil BK ini digelar untuk menyalakan kembali tekad berbangsa seperti digelorakan para pemuda dari berbagai penjuru tanah air 86 tahun silam.Peserta juga menyalakan obor di siang hari yang menggambarkan semangat Sumpah Pemuda.
Sementara dukungan masyarakat melalui tanda tangan dilakukan untuk menetapkan situs masa kecil Bung Karno sebagai bangunan Cagar Budaya.Dengan ditetapkannya sebagai bangunan Cagar Budaya menjadikan ndalem Pojok sebagai petilasan masa kecil BK tetap lestari.”Penandatanganan dukungan masyarakat ini agar ndalem Pojok ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya serta melestarikan situs peninggalan Bung Karno yang ada di Kediri,” ungkap Ivan Syahroni, Ketua panitia peringatan Sumpah Pemuda.
Rencananya, pekan depan tanda tangan dukungan dan penyerahan berbagai dokumen pendukung penetapan situs masa kecil Bung Karno sebagai bangunan Cagar Budaya bakal diserahkan ke Kantor Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
Bangunan ndalem Pojok tempat masa kecil Bung Karno dibangun pada 1850 oleh RMP Soemohatmodjo patih Sinuhun ke IX Mangkunegaran.Koesno nama Soekarno saat masih kecil yang sering sakit-sakitan oleh ayahnya kemudian dititipkan ke RMP Soemohatmodjo.Kemudian RMP Soemohatmodjo yang mengasuhnya mengganti nama Koesno menjadi Soekarno.Soekarno juga diajari melakukan tirakatan, berdiskusi dan berlatih pidato.Bahkan rahasia peci miring yang biasa dikenakan Bung Karno juga kenangan dari ndalem Pojok.Kebiasaan memakai peci miring itu untuk menutupi bekas luka di dahi Soekarno muda akibat terjatuh dari pohon yang ada di halaman ndalem Pojok.
Setelah dilantik menjadi Presiden RI, Soekarno juga menyempatkan mengunjungi rumah tempat masa kecilnya. Rumah dengan bentuk bangunan joglo dari kayu jati itu sekarang telah mengalami sejumlah renovasi.Namun dua kamar tidur tempat Soekarno muda biasa tidur masih tetap dilestarikan. (Didik Mashudi)