Memasuki bulan Suro, dua pusaka Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno tombak Kiai Gadakan dan keris Kiai Garakan kembali dijamas. Prosesi jamasan dilangsungkan di Pendopo Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri.
Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri mengatakan jamasan pusaka adalah agenda rutin disetiap bulan Suro, bukan hanya pusak milik Presiden Soekarno saja.
“Setiap bulan Suro, kita mengadakan Jamasan Pusaka, bukan hanya milik Bung Karno saja, semua pusaka milik Ndalem Pojok juga kita jamas. Bahkan kita juga membuka bagi masyarkat yang ingin ikut jamasan dengan membawa pusaka atau hanya melihat proses jamasan pusaka,” kata R. Kushartono Selasa (30/07/2024).
Prosesi Jamasan dipimpin oleh Jeje pengurus Pelestari Sejarah Budaya Kadhiri, bersama Komunitas Garudamukha dan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia.
Jeje pengurus Pelestari Sejarah dan Budaya Kadhiri mengaku Jamasan Pusaka ini dulakukan untuk menghormati para leluhur.
“Jamasan pusaka ini kita lakukan dengan tulus ikhlas demi hornat kita kepada para leluhur di bulan Suro. Meski persiapan dan perlengkapan upacara tidak sedikit kita semua ikhlas, maka siapapun boleh ikut dalam jamasan pusaka ini,” ujar Pria yang akrab dipanggil Mas Jeje ini.
Beberapa pusaka Ndalem Pojok diantaranya ada Kyai Kuwung, Kyai Kolomuyeng, Kyai Baru Klinting, Kyai Balebang, Kyai Pemengkang Jagad, Kyai Udan Selak, Kyai Sengkelat, Kyai Cokrokembang dan Kyai Tundung Musuh.
“Beberapa pusaka pernah dipinjam Presiden Soekarno pada saat-saat tertentu. Seperti Kyai Tundung Musuh dan Kyai Cokrokembang. Mungkin karena aura Kyai Cokrokembang Bung Karno banyak disukai orang dan para wanita,” tambah Kushartono.
Selain pusaka-pusaka leluhur jamasan juga dilakukan untuk patung Ganesha yang merupakan simbol pemerintah Kabupaten Kediri dan patung Den Mas Mendung dari pohon Kantil karya Ki Wisnu Ardianto dan seniman pahat Ari Blitar.* Salam