Ternyata tak sedikit buku yang mencatat bahwa Soekarno Proklamator Kemerdekaan bangsa Indonesia lahir pada 1902 bukan 1901.
Ternyata tak sedikit buku yang mencatat bahwa Soekarno Proklamator Kemerdekaan bangsa Indonesia lahir pada 1902 bukan 1901. Buku-Buku yang menyebut Bung Karno lahir 1902 kebanyakan justru buku-buku lama, sebelum Soekarno jatuh.
Namun belakangan setelah era Soekarno jatuh, secara umum hampir semua buku menyebut Soekarno lahir 1901. Kok bisa?
Contoh, seperti buku yang sangat populer berjudul “Penyambung Lidah Rakyat karya Cynthia Adamsl menyebut Bung Karno lahir tahun 1901.
“Bersamaan dengan kelahiranku, menyingsinglah fajar dari suatu hari yang baru. Menyingsing pulalah fajar dari satu abad yang baru, karena aku dilahirkan di tahun 1901,” demikian tulis Cindy Adams dalam bukunya.
Beberapa buku yang terbit setelah buku Cindy juga menulis Sukarno lahir di Surabaya tahun 1901. Misalnya, buku karya Lambert Giebels berjudul Soekarno Biografi 1901-1950 (2001), buku Ayah Bunda Bung Karno karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto (2002), dan Soekarno Bapak Indonesia Merdeka Sebuah Biografi 1901-1945 karya Bob Hering, Yusuf Isak, dan Harsono Sutejo (2003).
Bonnie Triyana, sejarawan yang kini menapaki jalan politik bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), juga meyakini bahwa Sukarno lahir tahun 1901.
Ketua Badan Sejarah Indonesia dalam struktur DPP PDIP itu menganggap dokumen atau bukti otentik berupa buku induk Technische Hogeschool (THS) –yang merupakan cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB)—yang mencatat Sukarno lahir pada tahun 1902, itu keliru.
Menurut Bonie, buku induk THS mencatat Sukarno lahir pada 6 Juni tahun 1902 karena hal tersebut merupakan kebiasaan zaman dulu, di mana jika ada anak mau masuk sekolah, usianya sengaja dibuat muda atau bahkan dibuat tua.
“Mungkin sengaja dibuat muda. Serta kemungkinan besar data itu menggunakan data saat Sukarno bersekolah di HBS, yakni sekolah bumiputra yang didirikan pada zaman penjajahan Belanda,” kata Bonie, sebagaimana dilansir kumparan pada 10 Juni 2022.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran Samudra Fakta, terdapat fakta bahwa beberapa buku yang terbit jauh sebelum buku Cindy Adams menyatakan Sukarno lahir tahun 1902, bukan 1901.
Misalnya buku Current Biography Yearbook, misalnya. Dalam buku yang ditulis oleh kontributor bernama Anna Herthe Rothe, H.W. Wilson Company, Marjorie Dent Candee, dan Maxine Block, diterbitkan oleh H. W. Wilson Company (1948), tertulis entri “Soekarno (Soo-kar’no) 1902, Presiden Republik Indonesia”. Data tersebut ada pada halaman misalnya 590.
Buku U.S. News & World Report Volume 40, terbitan U.S. News Publishing Corporation (1956), juga tertulis bahwa Sukarno lahir di Jawa tahun 1902. Buku tersebut telah didigitalisasi oleh the University of Virginia pada 10 Februari 2011.
Sementara itu, The World Book Encyclopedia And Reading and Study Guide, Volume 9, terbitan Field Enterprises Educational Corporation (1959), mencatat tahun kelahiran Sukarno sama dengan Mohammad Hatta yaitu 1902. Catatan tercantum halaman 3745. Buku ini telah didigitalisasi oleh University of Illinois at Urbana-Champaign pada 21 Juli 2016.
World Book Encyclopedia.
Sejarawan Malaysia, M. Awat Ram, dalam buku Leaders of Asia, yang diterbitkan Educational Mart edisi pertama (1965) dan edisi kedua (1968), halaman 31 menulis, “Soekarno yang lahir di Surabaya, bagian Timur Pulau Jawa, pada tahun 1902. Ibunya beragama Hindu, lahir di Bali”.
Dalam Asia & Pacific Review, terbitan World of Information (1986), halaman 121, tertulis Achmed Sukarno (1902-1970).
Terakhir, dalam buku The Riverside Dictionary of Biography: A Comprehensive Reference Covering 10.000 of the World Most Important People from Ancient Times to the Present Day, yang dirilis the American Heritage Dictionary, yang diterbitkan oleh Houghton Mifflin Harcourt (2005), pada entri di halaman 765 tertulis, “Sukarno, Soekarno Ahmed, dikenal sebagai Bung Karno (1902-1907), negarawan asal Indonesia”.
Mengingat banyaknya buku–yang merupakan karya akademik—yang jelas menyebut Sukarno lahir pada tahun 1902, maka sepertinya pendapat atau kesimpulan bahwa Sang Proklamator lahir pada 1901 perlu didiskusikan kembali.* (Sumber: Samudra Fakta).