Sosok Bung Karno sebagai Bapak Bangsa sekaligus Proklamator memang telah melekat erat di hati banyak orang pasca wafatnya beliau di Jakarta, 43 tahun silam. Hingga kini, kisah hidup dan semangat beliau tetap menjadi panutan bagi banyak orang yang mengagumi sosoknya baik sebagai pribadi atau sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.
Hari kelahiran dan wafatnya selalu diperingati secara khusus bagi para pengagum figur beliau dari berbagai daerah, dan berbagai kajian tentang pandangan hidup, profil hingga kehidupan pribadi beliau selalu dipenuhi oleh peserta yang antusias mengenang sosok beliau yang bahkan bagi sebagian orang diyakini sebagai sosok yang memiliki kharisma spiritual luar biasa.
Karena itu, serba-serbi kehidupan Bung Karno selalu menarik untuk diperbincangkan termasuk dari riwayat masa kecil beliau. Berbagai biografi yang mengupas riwayat hidup beliau telah banyak diterbitkan, namun sedikit yang menyajikan sepenggal kisah seputar masa kecil beliau yang dilaluinya di beberapa kota berbeda: Surabaya, Blitar, Tulungagung bahkan yang terakhir diketahui bahwa ternyata Bung Karno juga pernah meninggalkan jejaknya di Kediri.
Di bumi Dhaha inilah Bung Karno ternyata pernah melalui sebagian masa kecilnya di sebuah rumah sederhana yang kini disebut Ndalem Pojok, yang berlokasi di Desa Pojok Krapak, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Keberadaan rumah yang konon pernah disinggahi beliau semasa kecil dan ketika menjabat Presiden pada medio 1950-an ini ternyata baru diangkat ke permukaan beberapa bulan yang lalu semenjak ramai dipublikasikan oleh salah satu cucu dari almarhum pemilik rumah, Raden Mas Pandji Soemohatmodjo.
Rumah berdesain klasik yang berdiri diatas lahan seluas hampir 9000m2 ini terletak sesuai dengan namanya, berada di pojok jalan dan berada agak jauh dari lokasi jalan raya utama yang menghubungkan Kecamatan Wates dan Kecamatan Ngancar yang masih berada di sekitar daerah lereng Gunung Kelud.
Untuk mencapainya anda harus mengikuti arahan tanda panah yang berada di jalan raya desa, dan letaknya yang agak terpencil harus diakui membuat sedikit keraguan, apakah benar ditempat ini Bung Karno dahulu pernah meninggalkan sepenggal kenangan masa kecilnya.
Keraguan tersebut sedikit sirna ketika kami tiba di halaman rumah yang cukup besar, dengan sebatang pohon kantil (kenanga) besar yang ditutupi kain kotak-kotak bermotif Bali yang berada di depan rumah. Di sisi barat halaman rumah terdapat pondasi bangunan yang nampaknya masih baru dibuat, dengan sebuah papan pengumuman yang menunjukkan bahwa di lokasi tersebut akan dibangun musholla sesuai dengan keinginan almarhum RMP. Soemohatmodjo selaku pemilik rumah yang merupakan adik dari sosok yang diakui sebagai ayah angkat Bung Karno, RM. Soerati Soemosewodjo.
Ibu Suratmi selaku penerima tamu menyuguhkan kami dengan berbagai dokumentasi pendukung yang memberi pembuktian bahwa rumah kecil tersebut pernah menjadi bagian hidup Bung Karno semasa kecil, terlepas dari kenyataan yang selama ini beredar bahwa Bung Karno tidak pernah sedikitpun menyebut Kediri dalam memoir kehidupan masa kecilnya.
Selembar salinan surat pernyataan dari Yayasan Bung Karno yang bertandatangan Rachmawati Soekarnopoetri sebagai Ketua Yayasan yang meneguhkan Ndalem Pojok sebagai salah satu situs peninggalan Bung Karno menjadi titik awal pembuktian akan keberadaan jejak Putra Sang Fajar pada masa kecilnya di rumah berarsitektur klasik ini.
Bangunan yang masih mempertahankan beberapa perabot asli seperti meja dan kursi di ruang tamu, lampu gantung antik di tengah-tengah ruangan dan kursi tamu yang terletak di teras memberikan kesan klasik yang tak lekang oleh waktu. Selain itu, berbagai dokumentasi yang dipajang mulai dari foto Bung Karno berukuran besar, foto sosok RM Soerati Soemosoewodjo beserta keluarga besar yang menyertakan Ibu Inggit Garnasih (mantan istri ke-3 Bung Karno) tengah berpose di depan rumah tersebut pada medio 1950-an dan beberapa foto lain yang menggambarkan kehidupan keluarga besar RM Soerati selaku sosok ayah angkat Bung Karno.
Rumah tersebut memiliki empat kamar dengan dua kamar di belakang ruang utama, satu kamar pusaka, satu kamar tamu biasa, serta satu kamar khusus yang konon pernah disinggahi Bung Karno semasa berkunjung ke Ndalem Pojok pada era 1950-an.
Keberadaan Ndalem Pojok sebagai salah satu situs peninggalan Bung Karno memang masih diselimuti misteri, karena walaupun telah memiliki dokumentasi dan kisah dari saksi sejarah yang masih hidup namun kemunculan nama Kediri sebagai salah satu kota tempat Bung Karno menghabiskan sebagian masa kecilnya pada awal abad ke-20 masih menjadi membutuhkan banyak kajian lebih lanjut.
Mengingat berdasarkan biografi yang telah banyak beredar, Bung Karno hanya menyebut Surabaya, Tulungagung, Blitar dan Jombang sebagai kota-kota yang memiliki pengaruh dalam membentuk masa kecilnya sebagai seorang calon pemimpin besar.
Terlepas dari kontroversi yang ada, keberadaan Ndalem Pojok ternyata mampu menghadirkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air dengan mengumpulkan berbagai tokoh lintas agama dan budaya yang hadir dalam setiap acara yang digelar di rumah sederhana tersebut; terbukti dengan banyaknya dukungan yang mengalir untuk melestarikan rumah tersebut sebagai Situs Warisan Sejarah Bung Karno.
Bahkan pada setiap event nasional yang penting seperti Hari Kemerdekaan dan Sumpah Pemuda, di rumah tersebut selalu diadakan Upacara Bendera yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat lintas budaya dan kepercayaan, dengan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di tiang bendera yang berada di halaman rumah tersebut secara khidmat.* (diunggah dari CiriCara.com)